Entah apa yang terlintas dipikiranku saat waktu temen-temen
ngajakin naik gunung, dan tanpa berpikir panjang dan banyak alasan saya
langsung mengiyakan ajakan mereka. Naik gunung, sebuah pengalaman baru dalam
hidup saya J,
kalau dulu cuman bisa dengerin cerita temen-temen
pada naik gunung (sambil membayangkan), apalagi dengerin cerita tetanggaku yang
namaya kelik, seorang yang ngakunya pecinta alam ini kalo udah cerita naik
gunung….beeehhh dari habis isyak sampai subuhpun ndak bakal kelar..hahaha,
hampir semua gunung yang ada di Pulau Jawa udah pernah ia jelahi…luaaarrr biasa
, eh kok malah ngomongin si kejies Kilimanjaro(akun fb nya hehe) sih, ini kan
kisah gua… its show time!!! Hehehe
Oke, saya akan bercerita pengalamanku naik Gunung Merbabu. Gunung
merbabu ini termasuk gunung api yang bertipe strato atau bisa dibilang gunung
api yang sudah lama tidur, gunung merbabu terletak di wilayah magelang dan
boyolali jawa tengah. Gunung merbabu ini terkenal dengan medan yang
lumayan berat dan bersuhu sangat dingin ketika musim kemarau. Di merbabu ini
memiliki jalur pendakian yang lumayan banyak yaitu via wekas, via tekelan, via
cunthel, via selo dan suwanting (jalur baru). Saya memilih pendakian melewati
jalur selo (sebenarnya ngikut temen-temen yang udah berpengalaman sih…hehehe),
tim kami kemaren berjumlah 9 orang, yang dari klaten 2 orang, kulonprogo ada 5
orang dan sisanya dari kebumen dan garut, rata-rata kuliah di UNY.
TIM SELOW |
Basecamp
– Pos 1
Setelah
melakukan registrasi (ya 15rb lah dulu, agak mahal sih hehehe ) dan pengecekan
barang bawaan, pendakian kami mulai sekitar jam 11.45 wib .. jalan dari
basecamp ke pos 1 agak landai dan agak
nanjak juga (kalian bayangin sendiri dah), lama perjalanan untuk sampai ke pos
1 lumayan lama, ya kira-kira 2,5 jam lah, maklum kami ini tim selo atau tim
nyantai (tiap sepuluh langkah berhenti) hahaha, ditambah lagi temen saya yang
dari kebumen udah mau menyerah aja (padahal otot kaki saya juga udah terasa
kencang semua) sayang ndak ada fotonya heuheu… keadaan pos 1 cukup luas untuk mendirikan
tenda, di sana kita cuma istirahat 10 menit, kemudian kita lanjut menuju pos 2.
Pos 1 – pos 2
Jalan menuju pos dua banyak bonusnya, tapi
lumayan jauh… 3 jam, kami membutuhkan waktu sekitar 3 jam untuk sampai ke pos
2, diperjalanan kami berkenalan dengan rombongan dari Surabaya, rombongan
berjumlah 4 orang, sampai di pos 2 kami beristirahat agak lama dan bagi pemula
seperti saya ini, istirahat lama bagaikan surge hahahaha, di pos dua kami
memulai menyeduh kopi dan minum bersama untuk menghangatkan badan, karena hari
sudah sore dan hawa dingin sudah mulai.
Pos 2 – Pos 3 – sabana 1
Menuju pos 3 jalanan mulai nanjak, tapi ya ada landainya
juga sih, tapi banyakan nanjaknya daripada landainya, ditambah lagi kondisi
tanah dan berbatuan yang licin harus extra hati – hati …sekitar 1 jam kami
sudah sampai ke pos 3, kondisi jalan yang licin dan berdebu dan agak curam
membuat pemula seperti saya sungguh berhati-hati, tak jarang saya terpeleset
karena memilih pijakan yang salah.
Sampai pos 3 kira-kira jam 6 sore, kondisi pos 3
adalah tanah lapang yang sangat luas, dan sangat cocok unruk mendirikan tenda,
tapi kami dari awal sepakat untuk mendirikan tenda di sabana 1, dengan harapan
akan dapat melihat sunrise, itu juga tidak lepas dari sabana 1 merupakan salah
satu tempat untuk menikmati sunrise terbaik di gunung merbabu, maka dari itu
sesampainya di pos 3 kami istirahat sebentar, terus kami melanjutkan perjalanan
ke sabana satu, karena hari sudah mulai gelap, maka perjalanan kami menjadi
sangat berbahaya (lebay mas.. yo ben), jalan menuju sabana 1 dari pos 3 merupakan medan yang sangat berat
bagi saya, bebrapa kali saya mengalami keram, tekstur tanah yang gembur membuat
pijakan kaki sering terpeleset, dan saya selalu membayangkan teman saya yang
bernama Cucuk, badannya kan tambun, kok ya bisa bisanya lho ya sampai atas
dengan selamat hahaha, piisss bro hahaha… setelah hampir satu jam kami sampai
ke sabana 1 dengan selamat, setelah itu kami pun mencari tempat untuk
mendirikan tenda, angin cukup kencang pada saat itu, dan dingin semakin tidak
bisa dihindari. Setelah tenda berdiri dan kemudian kami ngecamp disabana 1lokasi camp sabana 1 |
dapat salam dari dahrul dan agus, ngopi duluuuu |
cucuk, agus, dahrul, nandit, dan ipul |
ngopi dulu sodara |
Sabana 1 – Sabana 2 – Puncak
Setelah menikmati sunrise dari sabana 1, kami segera
bergegas menuju ke Puncak, ya memang saya ingin niat ke puncak merbabu apapun
yang terjadi saya harus bisa ke puncak merbabu.. hahaha
Jam 7 rombongan pergi meninggalkan tenda dan bergegas
berjalan menunuju puncak, nandit menyuruh kami untuk membawa barang seperlunya
saja, jadi saya hanya membawa tas kecil, minum, minyak gosok buat lemesin otot
kaki hahaha dan tentu saja handphone buat foto – foto hehehe….. untuk sampai
puncak merbabu harus melewati sabana 2 dulu dan sabana 2 itu terletak dibalik
bukit yang cukup tinggi…. Duuuuuhhh. kami berjalan dengan gagah berani
menantang beratnya medan yang harus dihadapi, demi menggapai puncak. Tak terasa
satu jam lebih kaki ini melangkah, akhirnya sampai juga di sabana 2, tapi
sayang selama perjalanan tidak menemukan bunga edelweiss. Ternyata banyak juga
yag camp di sabana 2, memang pada saat itu hari sabtu minggu, jadi banyak
pendaki yang mencoba menaklukkan merbabu hehehe. Sampai sabana 2 saya melihat
ke atas, dan ternyata puncak masih sangat jaauuuuuh,saya berhenti sejenak
sambil tertegun dan dalam hati berkata “apakah aku sanggup?”. Saya melihat
teman – teman, dan mereka menghampiri saya dan berkata “ halah kurang delit
mengkas dab, semangat !!! (halah kurang sebentar lagi dab, semangat)”, setelah
satu tegukan air minum saya dan teman – teman kembali melanjutkan perjalanan, dan
perjalanan menuju puncak memang sangat berat, oksigen yang semakin menipis
ditambahi panas matahari dan hembusan angin kencang membuat debu masuk ke
pernapasan hampir membuat putus asa, rasanya sudah tidak kuat lagi melanjutkan
perjalanan, tapi disisi lain tekad yang kuat dan dorongan motivasi dari teman –
teman serta rasa malu terhadap diri sendi ketika melihat pendaki wanita dan anak kecil dengan
lantang menantang terjalnya merbabu untuk sampai puncak.
Akhirnya setelah melakukan pendakian selama 2 jam yang
sangat melelahkan dan menguras tenaga, kami sampai di puncak kenteng songo,
puncak tertinggi di Gunung Merbabu, rasa lelah dan capek akhirnya terbayarkan
dengan keindahan alam nusantara ini.
Alam yang selalu memberikan apa yang kita butuhkan, alam yang mengajarkan kita tentang sebuah persaudaraan, persahabatan, dan alam yang memberikan arti kehidupan, maka dari itu jagalah alam kita, agar kelak anak cucu kita akan bisa menikmati keindahan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, terimakasih alamku, terimakasih Gusti, hidupku Asyikk, 3142 Mdpl is done!!!
Alam yang selalu memberikan apa yang kita butuhkan, alam yang mengajarkan kita tentang sebuah persaudaraan, persahabatan, dan alam yang memberikan arti kehidupan, maka dari itu jagalah alam kita, agar kelak anak cucu kita akan bisa menikmati keindahan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, terimakasih alamku, terimakasih Gusti, hidupku Asyikk, 3142 Mdpl is done!!!
Sabana 1 dari atas bukit |
sabana 2 |
Puncak Kenteng Songo |
Puncak Kenteng Songo bersama Tim |
Belum ada tanggapan untuk "Cerita Pendakian Merbabu Via Selo"
Post a Comment